"PELET" BALADA JIMAT CICAK

"PELET"
BALADA JIMAT CICAK
****************************
DITULIS ULANG OLEH ARIS FATHONI Spdi

SEORANG pemuda berpenampilan trendy, datang menemui Majalah Ghoib di akhir bulan Januari. Separuh bagian rambutnya masih berwarna keemasaan. pada pergelangan tangannya terdapat gelang-gelang hitam beberapa buah. Hari itu, ia sengaja datang untuk menyerahkan benda-benda yang pernah didapatkanya selama mendatangi beberapa orang dukun di wilayah Jawa Barat.

Denga malu-malu ia menyerahkan benda-benda itu sambil menceritakan asal muasal mendapatkanya. Ia mengaku terlahir dari keluarga sederhana. Tidak terlalu kaya, juga tidak terlalu miskin. Sebagai anak tunggal, kebutuhan hidupnya boleh dibilang terjamin. Kedua orangtuanya sangat memperhatikan segala kebutuhannya sejak masih duduk di sekolah dasar, hingga wisuda menjelang. Sebagai seorang anak muda yang biasa hidup pada suasana perkotaan. Ia selalu mengikuti trend yang terjadi pada dunia remaja. Gaya rambut selalu bergonta-ganti. Koleksi film-film laga menumpuk di kamar. Belum lagi, kaset-kaset barat terbaru yang serba komplit terpajang di rumahnya. Semua
gaya hidup itu, membuatnya menjadi egois. Tak mau kalah dengan orang lain.

Pergaulan semakin jauh. Ia pun banyak berkenalan dengan gadis-gadis sekampusnya dari berbagai latar belakang budaya. Dari sinilah persaingan cinta di mulai. Saya merasa terpancing untuk menjadi seorang yang ingin disenangi banyak gadis. Itu menjadi sebuah prestasi di kampus," tegasnya. Persaingan semakin sengit. Tidak sedikit dari teman-temannya yang bergonta-ganti membawa mobil ke kampus.

Belum lagi acara nraktir makan gadis-gadis yang semakin membuatnya merasa tersisih. Ia tak mau kehilangan akal. Selain meminta subdisi yang lebih dari orangtuanya. Ia pun mulai tertarik pada beberapa orang dukun yang konon dapat mmembantu memancarkan aura ketampanan. Ia pun ikut larut dalam ritual demi ritual yang disarankan sang dukun selama hampir tiga tahun. “Pada suatu malam saya di perintahkan untuk membaca dzikir ribuan kali. Kemudian dimandikan air kembang dan dibekali sebuah benda mirip cicak oleh dukun langganan saya itu. Saya juga tidak mengerti, untuk apa dan mengapa harus mau menjalankan ritual-ritual itu?" jelasnya penuh tanda tanya.

Setelah memegang benda mirip cicak itu, ia merasa semakin PD. Banyak gadis yang nempel seperti perangko, jika berdekatan dengannya. Gadis-gadis itu seakan kena pelet si pemuda ltu. Ia semakin sombong, karena merasa berhasil memenangkan persaingan.

Namun, itu tak berlangsung lama. Beberapa saat kemudian, badannya rerasa berat. Malas beribadah. Kepala sering pusing. "Saya terhenyak, ketika suatu ketika membaca Majalah Ghoib. Saya baru sadar, ternyata penyebab dari perubahan pada diri saya, karena menyimpan benda-bend yang sebenamya jimat dan di larang dalam agama Islam, ujarnya lagi.

Sejak itulah, ia tersadar dan ingin segera melenyapkan semua benda yang pernah di simpannya itu. "Saya ingin taubat Mas! Saya ingin mengubah penampilan dan gaya hidup. Saya ingin hidup dalam naungan Allah dengan menjalankan semua perintahnya. Sebagai seorang laki-laki, saya yakin bahwa jodoh itu akan datang sesuai dengan diri kita sendiri. Jika kita shaleh, insya Allah akan Allah berikan seorang gadis yang shalehah buat saya. Benar nggak Mas! Tegasnya sambil menyerahkan jimat tersebut.

Bentuk Jimat
Seperti sebuah cicak denganwarna keemasaan yang menyala. Terbuat dari aluminium dengan beratnya yang sangat ringan'

Kesaktian Jimat
Jimat ini berfungsi sebagai pelet atau penarik hati gadis. Berbentuk sepetti seekor cicak karena dapat membuat buat gadis-gadis nempel mabuk kepayang. Jimat ini harus dibawa serta kemanapun pemiliknya pergi. Dan harus ditaruh di atas sajadah, bila sedang membacakan wirid yang jumlahnya ribuan itu.
Bongkar Jimat
Lagi-lagi kita menemukan kisah seorang pemuda yang harus rela menyambangi dukun,
hanya karena ingin tenar. Tak mau tersaingi. Padahal, cara tersebut boleh dikatakan tindakan pengecut. Dengan mengunakan jasa dukun untuk memenangkan persaingan.

Selain dilarang agama, cara ini tidak gentle. Payah. Sebagai seorang pemuda, seharusnya kita merasa percaya diri atas apa Yang telah Allah berikan dengan segala kesempurnaan-NYa. Ya..begitulah Potret buram pemuda-pemudi muslim yang sangat jauh dari nilai-nilai Islam yang begitu luhur nan indah.

Ikut-ikutan dalam kemajuan gaya dan busana sudah dianggap lumrah oleh sebagian pemuda islam. Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia. Akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam lslam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apaiagi bila mengikuti dalam perkara aqidah, ibadah, syi'ar serta kebiasaan (Valentine, perayaan ulang tahun, Hallowen dll).

Atau bahkan mengidolakan seorang bintang, yang jelas-jelas buruk akhlaqnya dan semrawut penampilannya. Padahal Rasulullah telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain lslam sebagaimana sabda beliau, "Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR. at-Tirmidzi).

Lebih dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup orang-orang di luar lstam, akan membuat mereka senang serta melahirkan kecintaan dan ketertarikan hati kepada mereka. Sekali lagi bahwa Allah azza wa Jalla telah berfirman mengenai hal ini dalam sumt al-Maidah ayat 51 Yang artinya," Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah swt tidak memberi Petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.
Pemimpin di sini bisa kita artikan juga panutan, ikutan atau idola. Dan hal itu merupakan tindakan yang dapat merusak aqidah. Maka sudah sepantasnya, kalau para pemuda Islam hanya mengidolakan Rasulullah SAW dan selanjutnya mengikuti segala
apa yang telah disunnahkannya. Dengan begitu pasti kehidupan kita akan dipenuhi dengan rahmat dari Allah SWT serta menuai keberkahan dunia akhirat.

Apa yang telah dilakukan oleh pemuda ini, dengan menyerahkan jimat yang telah lama
dipakainya untuk berpetualang cinta, adalah bentuk penghambaan dirinya kepada Allah swt. Semoga Allah swt memberikan keistiqomahan pada pemuda ini. Amiin.