Konsultasi Gratis


INGIN DI RUQYAH ATAU PELATIHAN RUQYAH SILAHKAN HUBUNGI
Muhammad Hafidz
No Telp 08984754048 / 085717292643 ( WA )

teror genderuwo

*TEROR GENDRUWO DIRUMAH SANG PEJABAT PART 3*

Aku melepas rompi sembari menghambur ke arah pak Verde yang sedang muntah di ruang tengah. Yaa, beliau muntah begitu hebat layaknya orang yang keracunan makanan. Aku duduk tepat di belakang beliau selanjutnya membaca beberapa ayat pembatal sihir sambil menepuk-nepuk punggung Serta pundaknya.

Darah hitam pekat bercampur potong-potongan daging busuk dan gulungan rambut keluar dari mulut beliau. Semakin aku keraskan bacaan ayat-ayat ruqyah, pak Verde muntah smakin hebat hingga pundak beliau terguncang. Mas Norte dan keponakan saling memandang. Kulihat ada pendar ketakutan di wajah mereka berdua.

Terlihat tangan pak Verde mencengkeram pahanya untuk menahan beban tubuhnya. Aku hentikan bacaan ayat-ayat ruqyah sejenak. Beliau meraih tisyu lalu mengusap mulut dan tangannya yang terkena percikan muntahan.

"Mas tolong ambil plastik kresek dibelakang ya",pintaku kepada mas Norte.

"Nggih tadz",sahutnya lirih.

Tak berapa lama terdengar teriak ketakutan dari arah belakang. Sejurus kemudian mas Norte menghambur ke arahku lalu menyodorkan plastik kresek ke arah kakak kandungnya.

"Tadz, ruangan dapur berantakan. Ada kelebatan sepertinya seorang kakek tua berdiri di samping lemari, lalu menuju ke arah garasi",teriak mas Norte dengan raut ketakutan.

"Tenang saja mas, jangan takut. Jika kita takut, maka teror itu semakin menjadi-jadi. Tapi jika kita berani, maka teror ini akan segera berakhir",jelasku kepada mas Norte sambil beringsut ke arahnya.

Aku lanjut meruqyah pak Verde supaya kondisi psikisnya betul-betul stabil. Beliau sangat terpukul dengan teror yang terjadi di rumahnya. Teror itu muncul hampir stiap saat. Banyak kejadian aneh yang terjadi pada diri beliau juga di rumah ini sejak beliau menempati posisi baru di sebuah instansi pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Ya, kejadian aneh dan tak masuk akal. Anak semata wayang beliau juga istri tercinta pun menjadi tidak betah tinggal di rumah ini hingga memutuskan untuk pindah ke rumah yang lain. 

Di sela-sela ruqyah aku kasi motifasi beliau supaya tetap tenang, sabar dan tegar dalam menghadapi semua kejadian di rumah yang di belinya dari seorang mantan dukun 6 tahun yang lalu itu.

Sejurus kemudian aku bersama mas Norte bergegas menuju dapur. Betul juga, dapur terlihat berantakan. Botol bekas sirup, gelas dan perkakas dapur bertebaran di lantai. Ketika aku hendak menuju ke garasi terdengar teriakan mas Norte.

"Pak ustadz, ini ada kotoran orang di depan toilet",teriaknya penuh ketakutan.

Aku menghambur ke mas Norte lantas menyuruhnya membersihan kotoran tersebut selanjutnya cek garasi untuk memastikan keadaan disana. Tidak ada keanehan, hanya ada sedikit kejanggalan. Tumpukan ban bekas yang kemarin berada di sudut garasi kini teronggok tepat di depan pintu garasi bagian dalam.

Aku kembali cek stiap sudut garasi juga semua ruangan di bagian belakang rumah megah milik pak Verde itu. Semua terlihat aman, tampak mas Norte membersihkan kotoran di depan toilet dibantu oleh keponakannya. 

Untuk mengantisipasi teror berikutnya aku kembali meruqyah rumah ini. Kali ini aku sengaja mencampurkan minyak gaharu Arab ke dalam air ruqyah. Baru saja merapikan perkakas dapur yang berantakan dan menyemprot ruangan dapur terdengar teriakan ketakutan dan tangis memelas dari arah lantai atas. Aku lanjutkan menyemprot semua ruangan lantai bawah tanpa menghiraukan teriakan  itu. 

Singkat cerita ruqyah lantai bawah usai sudah. Aku bersama pak Verde juga mas Norte menuju ke arah suara teriakan di lantai atas. Suasana sedikit mencekam, ada beberapa lampu di lantai atas mati. Terpaksa kita menggunakan lampu senter HP untuk cek semua ruangan.

Alhamdulillah, semua aman. Tidak ada kejadian apapun, selanjutnya kita menuju ke ruang tamu dilantai bawah untuk menikmati nasi goreng pete dan teh hangat yang baru saja dibeli sang keponakan.

"Monggo pak ustadz, dipun dahar nasi gorengnya mumpung masih panas",kata pak Verde sambil menaruh tas dan kacamata dikursi. 

"Nggih pak Verde, Nasgor pete kesukaan kulo niki lo pak",sahutku sambil meraih piring di meja. 

"Nanti pak ustadz kita antar sama-sama biar saya tahu rumah panjenengan",timpal beliau dengan senyum mengembang.

Ketika Pajero Sport menggelinding berlahan melintas pintu gerbang untuk mengantarku pulang, mendadak pak Verde menghentikan mobilnya.

"Sebentar tadz, tas dan kacamata saya ketinggalan di dalam",bisik beliau sambil berlalu menuju rumah. 

10 menit telah berlalu, pak Verde belum juga keluar rumah. Beliau sepertinya tengah mencari-cari sesuatu di ruang tamu juga ruang keluarga.

"Nor, kamu lihat tas saya tidak ya",teriak beliau.

"Mboten mas, tadi njenengan taruh di kursi to",sahut mas Norte sambil turun dari mobil.

"Ternyata teror belum berakhir, ini jelas ulah si gendruwo jelek itu", bisikku dalam hati.
(Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELEMAHAN TUKANG SIHIR

meruqyah syaraf kejepit