Konsultasi Gratis


INGIN DI RUQYAH ATAU PELATIHAN RUQYAH SILAHKAN HUBUNGI
Muhammad Hafidz
No Telp 08984754048 / 085717292643 ( WA )

Simpan Jimat Rambut Bayi, Kesurupan Jin Pincang Bisu Mandarin

Entah ada hubungannya atau tidak, potongan rambut bayi dengan gangguan jin. Bahkan tiga jin sekaligus; jin pincang, jin bisu dan jin mandarin. Begitulah faktanya.
Dan betapa mokongnya ketiga jin itu, jin-jin itu mengajak berjibaku hingga proses ruqyah butuh waktu selama dua setengah jam.
Mbak Uni, demikian akrab dipanggil, ibu satu anak ini telah diganggu tiga jin sekaligus. Bila lagi bereaksi, anak semata wayang yang baru berumur 17 bulan dan suaminya, musti dibikin kalang kabut. Telah banyak biaya dikeluarkan. Telah banyak pula diobatkan ke orang-orang ‘pinter’. Namun tak sembuh-sembuh juga.
Jin-jin itu sering beraksi saat mbak Uni lagi kedatangan tamu bulanannya, haid. Memang saat haid, wanita tidak boleh melakukan beberapa aktivitas, misalnya salat, pegang kitab al-Qur’an. Tapi, membaca dzikir dan doa-doa tetap dibolehkan.
Suaminya menuturkan, ketiga jin itu beraksi secara bergantian. “Bila jin pincang lagi beraksi, istri saya ya seperti orang pincang gitu. Kakinya lumpuh, sehingga harus dituntun. Saat dituntun kakinya hanya diseret doang. Padahal kalo tidak serangan, jalannya ya normal-normal saja.”
Biasanya jin-jin itu menyerang secara bergantian. Setelah jin pincang unjuk gigi beberapa menit atau beberapa jam, giliran berkutnya jin bisu yang datang. Seperti orang bisu umumnya, mbak Uni tiba-tiba ga bisa ngomong. “Mbok diajak bicara model opo wae, ya cuma hu a’ hu e’ aja, sambil main isyarat tangan.” Lanjut suaminya, geleng-geleng kepala.
Giliran berikutnya jin Mandarin beraksi. Yang terkadang bikin ia tersenyum, tapi getir, adalah saat dari kebisuannya itu tiba-tiba saja mbak Uni bercas-cis-cus dengan bahasa mandarin. “Bener! Kayak orang mandarin betulan. Cang-cing-cong-ceng gitu. Tapi saya ga ngerti artinya, ustadz.” Imbuh suaminya lagi.
Ketika sudah sadar dari gangguan, mbak Uni dicoba diminta untuk bicara dengan bahasa mandarin, ternyata tidak bisa.
Begitulah tiga sekawanan jin ini tiap hari mengganggu kehidupan mbak Uni. Kadang sehari bisa 2-3 kali serangan.
Misteri Sebungkus Rambut
Dua setengah jam termasuk waktu yang cukup lama meruqyah satu orang. Biasanya kalau lama, berdasarkan pengalaman kami, orang yang diruqyah tersebut mempunyai simpanan berupa jimat, sikep, rajah, atau benda-benda lain yang dikeramtakan atau diyakini punya kekuatan.
Suaminya mengaku tidak punya jimat. Khawatir suaminya mbak Uni ini kurang pengetahuan tentang jimat, kami pun menjelaskan tentang jimat lengkap dengan ciri-ciri dan kriterianya. Namun, sepertinya dia memang tak punya simpenan jimat.
Kini giliran mbak Uni. Ketika ditanyakan mbak Uni, jawabannya malah bikin mesem. Bukan apa-apa, menjawabnya itu lho pakai basa mandarinan, ya ga nyambung.
Kebetulan saat meruqyah itu hari Jum’at. Kami meruqyah mbak Uni mulai jam 08.00-10.30 wib. Saat diruqyah berhasil kontak, tapi mahluk jin yang mengganggunya tak juga mau keluar. Bahkanmahluk-mahluk itu sudah sangat kesakitan, menangis, meronta, dan menjerit-jerit. Ketiganya – jin bisu, mandarin, pincang—terus menggelepar saat dibacakan ayat-ayat ruqyah.
“Iya… iya… ampun. Adoooh…adooohh…,” teriak mahluk-mahluk itu. “Makanya, cepat keluar! Kalian telah berbuat dholim kepada manusia karena telah mengganggunya. Pergilah kalian. Bertobatlah kepada Allah swt. “ kami terus menghajarnya.
“Ampun… ampun… ustadz. Kapok. Aaakuuuu kapokk…” teriaknya sambil menangis histeris. “Tapi aku tidak bisa keluar, ustadz.” Lanjutnya.
“Kalian memang goblok! Lha dulu kalian masuknya lewat mana, keluarlah dari situ,” bentak kami.
“Aku gak tahu ustadz…. aku mau pergi utadz…. adooohhh…,” mahluk-mahluk itu bersikeras tak bisa pergi karena tak tahu harus lewat mana.
Waktu sudah menunjukkan jam 10.30 wib, sebentar lagi akan masuk waktu sholat jum’at, tapi ruqyah belum selesai.
Jalan akhir, kami ancam mbak Uni, kami akan meninggalkannya.
Setelah diancam akan ditinggal pulang, barulah mbak Uni mau ngaku punya jimat. Karena tak bisa ngomong, ia hanya menunjuk-nunjuk ke arah almari. Awalnya kami minta suami mbak Uni untuk memeriksa almari. Tapi suaminya ini tak menemukan apa-apa.
“Kalian bohong ya!” bentak kami.
Sambil ketakutan, mbak Uni tetap menunjuk-nunjuk ke arah almari.
Akhirnya kami sendiri yang memeriksa almari. Tak juga ditemukan benda mencurigakan sebagai jimat. Meja rias di samping almari juga menjadi sasaran kami. Tapi setelah laci-laci juga diubek-ubek hanya ada peralatan rias saja.
“Awas kalo bohong ya!,” Gertak kami. Tapi mbak Uni tetap aja nunjuk ke laci. Tak kurang akal, kami meminta suaminya agar mbak Uni dituntun ke laci itu lalu disuruh mencari sendiri.
Tangannya mbak Uni oker-oker diantara tali rambut, jepitan rambut, bedak, lipstik, sisir, cermin. Sejurus kemudian mbak Uni mengambil bungkusan kertas, lalu memeberikannya kepada kami.
Kami sebenarnya sudah tahu ada bungkusan kertas itu saat mencarinya tadi, tapi tak menaruh curiga pada bungkusan kertas itu.
Pelan-pelan kami membukanya. Kami hanya geleng-geleng kepala, setelah dibuka ternyata bungkusan kertas itu hanya berisi sejumput potongan rambut bayi.
Ada dua lapis kertas pembungkus. Lapis pertama adalah kertas koran, sedang lapis berikutnya di bagian dalam kertas buku tulis.
“Oh.. Kalo ini potongan rambut anak saya saat dahulu masih bayi, masih umur 3 bulan, ustadz. Masak gara-gara ini?” Tanya suaminya tak percaya. (saat mbak Uni mengalami gangguan ini dan diruqyah, anaknya sudah berumur 17 bulan)
“Bisa saja, kalo rambut itu dikeramatkan,” jawab kami.
Kami pun menanyakan ke mbak Uni tentang asal muasal bungkusan rambut ini dan rambut siapa yang ada dalam bungkusan kertas itu. Rupanya mbak Uni punya rasa takut sangat berlebihan sampai mengeramatkan rambut itu, karena sampai anaknya berumur menjelang 2 tahun belum bisa aqiqah. Maksud hati potongan rambut itu akan ditimbang, lalu beratnya akan di kurskan dengan harga emas, lalu akan disedekahkan.
Potongan rambut itu kemudian kami ruqyah dan dibakar. Subhanallah! Bersamaan dibakarnya rambut itu, mbak Uni diruqyah sekali lagi, dan … Lepaslah gangguan jin keparat itu.
Iseng-iseng, kami minta mbak Uni ngomong mandarin, ia hanya tersenyum malu, “Ga bisa…” Ujarnya lirih. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELEMAHAN TUKANG SIHIR

meruqyah syaraf kejepit