Kesrempet Motor, Jin Menteror
Seperti hari-hari biasa, mbak Tini (panggilan akrabnya), karyawati sebuah perusahaan konsultan gas yang berlokasi di kota Malang, melakukan aktivitasnya sebagai surveiyer lapangan. Tini baru dua bulan tinggal di Malang, setelah sebelumnya bertugas di Jakarta.
Sore itu sekitar jam lima sore jelang maghrib, Tini pulang kerja dengan berjalan kaki bersama seorang temannya. Mereka berdua akan menyeberang di perempatan Sawojajar, kebetulan saat itu pas lagi lampu merah menyala. Perlahan mereka menyeberang, tiba-tiba ada pengendara sepeda motor nyerobot dan menghantam Tini, sedangkan temannya selamat.
Ajaib! Walau Tini sempat terpental, terjerembab, ia langsung bangun seketika. Tak ada seclarit luka pun yang menggores tubuhnya. Temannya dan orang-orang yang saat itu sedang berkerumun makin heran saat Tini malah tertawa-tawa dengan tawa yang tak sewajarnya.
Malam harinya Tini mulai tak tenang, rasa takut menghampiri dirinya. Semenjak malam itu Tini sering menginap di rumah temannya, paling-paling pulang hanya untuk ganti pakaian.
Hari-hari telah berlalu. Keanehan-keanehan mulai dirasakan Tini. terutama bila waktu Isya datang, rasa was-wasnya berdegup keras. Hampir tiap hari usai menjalankan shalat Isya tubuhnya merasa kepanasan. Selesai salam, ia langsung bergegas membuka mukenanya lantas menghidupkan kipas angin. Kalau sudah begitu, biasanya sampai menjelang subuh ia tersiksa, kadang sampai kesurupan.
Penampakan Anak Kecil Bermain Komputer
Di kantor pun Tini kini tidak bisa tenang. Seolah kantornya penuh dengan suasana mistis.Pasalnya, Tini sering melihat penampakan ada anak kecil sedang bermain-main komputer di pojok ruangan kantornya, padahal teman sekantornya gak ada yang melihat seperti itu.
Anak-anak itu asyik bermain-main komputer. Kadang terlihat hanya satu anak, sering pula terlihat beberapa anak. Anak-anak itu nampak asyik dan bergembira.
Teman-teman di kantornya mengatakan, mbak Tini sering tiba-tiba berteriak-teriak seolah menyuruh pergi anak-anak, atau berteriak seperti melarang seseorang memakai komputernya. Padahal, kami semua tak melihat apa-apa di meja kerjanya. Komputernya juga tak ada yang sedang memakainya.
Foto Albert Einstein Menjulur-julurkan Lidahnya
Tak hanya itu, ketika mamandang poster bergambar Albert Einstein yang bertengger di dinding kantornya, Tini seolah melihat ada mahluk yang masuk ke gambar Einstein itu dengan cepat, srettt.
Sesaat kemudian foto Einstein itu menjulur-julurkan lidahnya, dan matanya menyala-nyala seraya berkerling ke arah dirinya. Sekali lagi, hanya ia yang menyaksikan penampakan seperti itu, teman lain biasa-biasa saja.
Alhamdulillah, pimpinan di tempat Tini bekerja bertindak cepat dan benar. Setelah bertanya kesana-kemari mencari informasi ruqyah syar’iyah di Malang, pimpinannya ini kemudian berinisiatif agar Tini diruqyah. Hari jum’at pagi disepakati, ruqyah diadakan di kantornya.
Reaksi ketika diruqyah
Syarat ‘wajib’ sebelum diruqyah, Tini harus berwudhu dan memakai mukena (aurat harus tertutup). Fase berikutnya peruqyah memberikan taujih tentang pentingnya taubat dan hanya bersandar penuh kepada Allah swt. Jangan duakan Dia, jangan lalaikan Dia. Bisa jadi gangguan jin ini menyerang sesaat setelah Tini terserempet sepeda motor, karena saat itu kemungkinan besar pikirannya sedang kosong.
Ditengah-tengah taujih berlangsung, air mata mulai merembes, Tini menangis. Lalu tangisnya makin keras disertai teriakan-teriakan histeris dan gerakan-gerakan berontak seperti ingin melawan kami.
Tangis dan teriakan jin yang tersiksa dan kepanasan makin menjadi tatkala dibacakan ayat-ayat ruqyah dari al-Qur’an dan doa-doa Rasulullah saw.
Mahasuci Allah! Setelah diruqyah Tini merasa lega, terasa enteng, dan enak, seolah baru terbebas dari belenggu yang berat. (*)
Komentar
Posting Komentar